Awalnya kami budidaya di bak terpal, benih lele yang di tebar Ukuran 9-10 cm, dari 25 ekor yang di beli 6 ekornya mati karena masalah kondisi air, sejak itu benih-benih lele ini kami pindahkan ke ember bekas cat dengan tingkat kematian adalah nol bahkan kami mencoba benih yang paling kecil yaitu ukuran 1.5cm hingga 3 cm sebanyak 50 ekor (ukuran yang ada adalah random dari penjualnya) berhasil hidup semua, benih lele ini sebenarnya untuk pakan ikan predator tapi saya mencoba membesarkan benih lele ini, tidak ada ukuran yang di patok oleh penjual, ukuran random
system pengairan pada ember lele ini menggunakan filterisasi veggie, yaitu filter menggunakan 4 baskom tanaman apung Amazon frogbit dan media pasir malang sebagai rumah bakteri pengurai, rutinitas tukar air (water change) adalah 10% (15 liter) setiap hari dari total volume air 150 liter, dan menggunakan power head 6watt.
Pada gambar di atas kita dapat melihat selang dari baskom tanaman paling kiri di alirkan ke ember cat paling kanan, setiap ember cat saling terhubung menggunakan selang pendek yang di gunting, kemudian air akan mengalir sesuai gravitasi dari dataran tinggi ke dataran rendah antar ember dan antar baskom hingga air kembali lagi ke baskom paling kiri kemudian di alirkan lagi ke ember cat paling kanan menggunakan power head 6w.
Karena kondisi temperatur di rooftop ini selalu dingin yaitu suhu terendah 22°C (malam) dan suhu tertinggi 24°C (siang) pada ember paling kanan kami pasang water heater 25watt, ember ini hanya di khususkan untuk benih 3cm kebawah, dengan setelan suhu 29°C, sedangkan ember ke dua dan ke tiga tanpa pemasangan heater.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar